Ibu saya didiagnosis
kencing manis sebulan lalu. Mula-mula beliau merasa sering haus, malam sering
bangun karena harus buang air kecil, dan berat badan turun 5 kg dalam dua bulan
ini. Pada pemeriksaan dokter ternyata gula darah beliau lebih 300 mg. Beliau
amat khawatir dengan gula darah yang tinggi tersebut.
Dokter menasehati ibu
untuk mengendalikan makan dan menggunakan obat penurun gula darah yang harus
diminum setiap pagi. Setelah menerapkan nasihat dokter selama seminggu, ibu
saya belum merasakan perubahan gejala penyakitnya. Beliau atas inisiatif
sendiri tanpa bertanya pada dokter menaikkan dosis obat, mula-mula dua kali
sehari dan selanjutnya tiga kali sehari. Akibatnya beliau merasa lemas dan
sering keluar keringat dingin. Nafsu makan beliau menurun dan sewaktu
dibangunkan pagi hari beliau ternyata tidak sadar.
Kami segera membawanya
ke rumah sakit terdekat. Dokter jaga yang menolong beliau mengatakan, ibu tidak
sadar karena kurang gula. Kadar gula darahnya hanya 70 mg. Menurut dokter, ini
disebabkan dosis obat penurun gula yang berlebihan.
Kami tidak menyangka
gula darah yang rendah juga berbahaya. Selama ini yang kami takutkan adalah
gula yang terlalu tinggi. Ternyata gula darah yang tinggi atau terlalu rendah
tidak baik untuk kesehatan. Jadi bagaimana pula pertolongan pertama menghadapi
keadaan tersebut?
Diabetes Melitus dapat mengakibatkan tidak sadarkan diri.
Pertolongan pertama
semasa penderita masih sadar adalah berikan minuman manis, dua sendok makan
gula pasir, atau sirup murni, bukan pemanis pengganti gula. Hentikan sementara
obat penurun gula darah dan segera periksakan kadar gula darah. Jika pasien
sudah tidak sadar, maka pertolongan harus dilakukan di rumah sakit. Biasanya
penderita harus segera diberi suntikan glukosa, dilanjutkan dengan infus
larutan glukosa.
Pertolongan untuk
mengatasi hipoglikemia harus dilakukan dengan cepat. Keterlambatan pertolongan -
apalagi pada pasien yang berusia lanjut - dapat menyebabkan kerusakan sel otak,
penderita tak dapat sadar kembali, atau jika sadar mengalami kemunduran
kemampuan berpikir. Sudah tentu sebelum dan sesudah terapi gula darah harus
diperiksa.
Pada kasus ini, kemungkinan
terjadi hipoglikemia karena dosis obat yang berlebihan. Kejadian ini dapat
merupakan pengalaman sehingga tidak terulang. Tingkatkan komunikasi dengan
dokter yang merawat sehingga keberhasilan terapi dapat ditingkatkan.
Patut diingat, pengendalian
kencing manis perlu dilakukan dalam jangka lama atau seumur hidup, sehingga
diperlukan perubahan gaya hidup. Penderita perlu mengamalkan gaya hidup yang
mendukung pengendalian gula darah, yaitu merencanakan makan, berolahraga, dan
jika perlu menggunakan obat penurun gula darah. Mudah-mudahan anda dapat
mengendalikan kencing manis sehingga kualitas hidup tetap terjaga baik.
Pilar utama dalam
pengendalian kencing manis (diabetes melitus) adalah edukasi, perencanaan
makan, latihan jasmani, dan obat bila diperlukan. Edukasi amat penting karena
penderita kencing manis perlu memahami penyakitnya dengan baik. Dengan demikian
diharapkan penderita dapat mengendalikan penyakitnya dengan bantuan dokter.
Oleh karena itu,
setelah diketahui menderita kencing manis penderita perlu mendapat informasi
lengkap mengenai apa itu penyakit kencing manis, faktor resiko, penyulitnya, cara
pengobatan serta keadaan yang mungkin timbul akibat gula darah yang terlalu
rendah.
Informasi tentang
kencing manis selain dapat diperoleh dari dokter yang merawat, dapat juga
melalui informasi lain. Namun penderita atau keluarga perlu memilah informasi
yang benar dan informasi yang masih diragukan kebenarannya. Pada edukasi
kencing manis biasanya akan dibahas pengetahuan umum tentang diabetes melitus
antara lain gejala, diagnosis, klasifikasi, dan prinsip pengobatan. Perlu pula
dibahas mengenai perencanaan makan, latihan jasmani secara lebih rinci, karena
kedua upaya ini merupakan pilar dalam pengendalian kencing manis.
Selain itu, perlu
diinformasikan mengenai terapi obat oral penurunan gula darah serta suntikan
insulin. Dalam menggunakan obat, penderita perlu benar-benar memahami obat yang
digunakan, dosisnya, waktu penggunaan, serta efek samping obat.
Pengendalian gula
darah yang baik, jika berhasil dicapai kadar gula puasa 80-109 dan gula darah
dua jam setelah makan 80-144. Namun demikian, kadar gula darah ini tidak harus
dicapai dalam waktu pendek. Pengendalian makan, latihan, dan obat penurun gula
darah diharapkan dapat mengendalikan gula darah secara bertahap.
Penurunan gula yang
terlalu cepat atau dosis obat yang berlebihan dapat menimbulkan gejala
hipoglikemia. Keadaan gula darah yang tinggi dan gula darah yang rendah dapat
ditemukan pada penderita kencing manis. Kedua keadaan ini juga perlu diketahui
bahayanya, gejalanya, serta cara penanggulangannya.
Keadaan hipoglikemia
adalah keadaan gula darah <80 mg/dL disertai gejala klinis, atau gula darah
<60 mg meski tanpa gejala. Ini merupakan keadaan yang harus segera diatasi. Hipoglikemia
yang lama dapat menyebabkan sel-sel otak rusak. Gejala hipoglikemia biasanya
dimulai dengan rasa lapar, mual, lemah, lesu, keringat dingin, bibir atau
tangan gemetar, sulit bicara. Jika semakin lanjut, pasien menjadi tidak sadar.
Keadaan hipoglikemia biasanya timbul karena pemakaian obat penurun gula darah
berlebihan, latihan jasmani berlebihan, makan terlambat atau makan kurang.
Sumber: Kompas